EKONOMI UMMAT


Pembiayaan Properti Syariah Marak di Negeri Paman Sam

03/06/2008 13:39

Pembiayaan Properti Syariah Marak di Negeri Paman Sam

Industri kredit perumahan di AS saat ini tengah lesu. Hal tersebut dipicu kredit macet perumahan AS (sub prime mortgage) tahun lalu, yang berdampak hingga kini. Namun, kelesuan itu setidaknya tidak terjadi pada sejumlah lembaga keuangan syariah.

Harian washington post sebagaimana dilansir situs berita www.statesman.com, Ahad, (1/6), menyebutkan sejumlah lembaga atau perusahaan pembiayaan syariah itu malah mengalami peningkatan bisnis pembiayaan perumahan. Dalam menyalurkan pembiayaan perumahan, berbagai perusahaan itu menggunakan akad ijarah muntahia bittamlik. Dengan akad itu, nasabah pembiayaan berstatus sebagai penyewa dari rumah yang dibiayai. Saat jatuh tempo, rumah berubah status menjadi milik nasabah.

Menurut Juru Bicara perusahaan pembiayaan syariah Guidance Residential Virginia, Hussam Qutub, sepanjang tahun lalu hingga akhir Maret tahun ini merupakan momen terbaik perusahaan tersebut. Hal itu karena hingga Maret lalu, bisnis pembiayaan perumahan syariah perusahaan itu meningkat tujuh persen dibandingkan periode serupa tahun lalu. Sejak 2002 hingga kini, perusahaan telah membiayai lebih dari lima ribu pembelian rumah bagi warga AS.

Peningkatan bisnis serupa juga terjadi pada perusahaan pembiayaan perumahan AS lainnya, University Islamic Financial, di Michigan. Bahkan, perusahaan ini mengalami peningkatan bisnis hingga empat kali lipat pada akhir Maret lalu dibandingkan periode serupa tahun lalu. Hal itu tentu saja mendorong peningkatan kinerja perolehan laba perusahaan.

Saat ini, University Islamic Financial memiliki jaringan layanan pembiayaan syariah di berbagai kota besar di AS. Di antaranya adalah Virginia, California, Ohio, Illinois, Indiana, Maryland, New Jersey, Texas, dan New York.

Secara umum, perwakilan dari empat perusahaan pembiayaan perumahan syariah di AS mengaku tidak mencari tahu alasan banyaknya masyarakat AS yang mengakses layanan pembiayaan mereka dibandingkan layanan konvensional. Namun, beberapa pengamat ekonomi menilai, meningkatnya peran masyarakat dalam mengakses layanan syariah itu dipicu oleh menurunnya harga perumahan di negara itu. Terlebih, kasus kredit macet perumahan AS (sub prime mortgage) memberikan publisitas buruk bagi kredit perumahan konvensional.

Warga AS kelahiran Aljazair, Nabila Zerrarka, menilai pembiayaan perumahan syariah Guidance lebih baik dibandingkan kredit perumahan konvensional. Hal itu karena pembiayaan syariah cenderung lebih terbuka dibandingkan konvensional. ''Selain itu, di dalam hati, saya tidak merasa nyaman membayar bunga karena berlawanan dengan keyakinan saya,'' ujar perempuan berusia 29 tahun ini.

Warga AS kelahiran Sudan, Mounir Elhaj, mengaku tengah mencari tahu perbedaan pembiayaan syariah dan kredit konvensional. Hal itu karena temannya memiliki pengalaman buruk dengan kredit konvensional. ''Dia telah membayar cicilan kredit rumahnya selama 17 tahun dan bank tetap saja mengambil rumahnya. Karena itu, saya mau cari tahu apa hal sama bisa terjadi di pembiayaan syariah. Bisakah Anda menolong saya?,'' katanya kepada petugas pemasaran Guidance, Amr Mohamed.

Menurut Mohamed, dengan menggunakan sistem syariah, Guidance bisa membantu kesulitan temannya itu. Hal tersebut karena dalam sistem syariah, pihak mana pun dilarang mengambil keuntungan dari pihak yang tengah mengalami kesulitan. ''Jadi bila nasabah terlambat membayar, Guidance mengenakan biaya administratif tetap untuk menutupi biaya proses. Tapi, pengenaan biaya ini bukan berdasarkan sistem bunga dimana yang terus membesar,'' katanya.

Sementara itu, menurut profesor ekonomi syariah Universitas Rice, Mahmoud Amin el-Gamal, pembiayaan berbasis syariah baru berkembang dalam beberapa dekade terakhir. Sebelumnya, dunia hanya didominasi oleh kredit konvensional. Ia meyakini pembiayaan syariah akan terus berkembang didukung oleh terus meningkatnya permintaan pasar atas layanan tanpa bunga itu.

(aru )

—————

Back